
Dеnраѕаr –BeritaTerkiniku– Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas), Ida Bagus Raka Suardana, menyarankan mudah-mudahan pemerintah menyediakan insentif terhadap eksportir yg terimbas peningkatan Tarif Impor AS naik sebesar 32 persen. Tujuannya, mudah-mudahan para eksportir sanggup bertahan di tengah kebijakan perlindungan Kepala Negara AS Donald Trump.
“Insentif fiskal bagi eksportir yang terdampak sanggup membantu mereka bertahan dan tetap meningkat di tengah tekanan kebijakan proteksionisme dari AS,” tutur Suardana terhadap dеtіkBаlі, Jumat (4/4/2025).
Suardana juga menekankan pentingnya pendampingan pemerintah terhadap UMKM. “Program peningkatan nilai tambah ekspor mesti diperkuat, seumpama sertifikasi internasional dan inovasi produk, gampang-mudahan tetap kompetitif meskipun menghadapi tarif tinggi,” ujar ekonom tersebut.
Pаrа еkѕроrtіr, Suаrdаnа bеrujаr, jugа mеѕtі mеmреrgunаkаn реnjuаlаn dіgіtаl. Tujuаnnуа, mеmbukа раѕаr lеbіh luаѕ ѕеhіnggа tіdаk bеrgаntung tеrhаdар nеgаrа tеrtеntu.
Sebelumnya, Suardana beropini Tarif Impor AS naik 32 persen yang dipraktekkan oleh Donald Trump bakal menghantam produk ekspor dari Pulau Dewata. “Produk seumpama kerajinan tangan, tekstil, dan produk pertanian khas Bali mulai mengalami tekanan harga, yg sanggup menghemat permintaan,” tuturnya.
Akibatnya, Suardana melanjutkan, pendapatan UKM yang bergantung pada ekspor ke negeri Abang Sam bakal menurun. “Dapat berujung pada kemungkinan penghematan tenaga kerja,” tutur ekonom tersebut.
Badan Pusat Statistik (BPS) Bali menyebut nilai ekspor Provinsi Bali ke mancanegara menembus angka US$ 482,49 juta. Ini ialah jumlah kumulatif sejak Januari 2024 hingga dengan September 2024.
AS menjadi negara dengan tujuan ekspor tertinggi dengan nilai meraih US$ 14,69 juta. Komoditas ekspor tersebut antara yg lain kerajinan tangan, tekstil, dan produk pertanian khas daerah.