Berita Terkiniku Blog BeritaEkonomiBisnis Pesan-Pesan Usaha Pendekar Nasional Bagi Upacara 10 November
BeritaEkonomiBisnis

Pesan-Pesan Usaha Pendekar Nasional Bagi Upacara 10 November

ilustrasi bendera merah putih
Ilustrasi (Foto: Unsplash @bismamahendra07)

Daftar Isi

Jakarta

Upacara bendera perayaan Hari Pahlawan dilaksanakan setiap tanggal 10 November. Salah sesuatu kesibukan yang tergolong dalam susunan program upacara bendera perayaan Hari Pahlawan merupakan pembacaan pesan-pesan Pahlawan Nasional.

Pesan-pesan usaha Pahlawan Nasional ini sanggup diputuskan oleh panitia atau sanggup merujuk pada surat edaran Menteri Sosial ihwal penyampaian aliran penyelenggaraan perayaan Hari Pahlawan. Berikut ini informasinya:

Baca juga: Susunan Acara Upacara Bendera Hari Pahlawan 10 November 2024

Pesan Pahlawan Nasional Abdul Muis:

“Jika orang yang lain bisa, saya juga mampu, mengapa pemuda-pemuda kami tidak mampu, seandainya memang mau berjuang.” Menceritakan pengalamannya di mancanegara terhadap para cowok di Sulawesi, di saat Abdul Muis sedang kunjungan ke Sulawesi selaku anggota Volksraad dan selaku wakil SI).

Pesan Pahlawan Nasional Ki Hajar Dewantara:

“Ing Ngarso Sung Tulodo (Di depan memberi contoh) Ing Madyo Mangun Karso (Di tengah memberi semangat) Tut Wuri Handayani (Di belakang memberi dorongan).” (Slogan yang diajarkan di saat Ki Hajar Dewantara merintis Taman Siswa yg diresmikan pada tahun 1922 dan hingga kini masih dipakai dalam dunia pendidikan).

Pesan Pahlawan Nasional Dokter Cipto Mangunkusumo:

“Hari kemudian dari pada tanah kami dan rakyat kita terletak dalam hari sekarang, hari kini itu merupakan kamu, hari Generasi Muda!”

Pesan Pahlawan Nasional Tjut Nyak Dien:

“Kita tak akan menang seandainya kalian masih selalu mengingat seluruh kekalahan.”

Pesan Pahlawan Nasional Gubernur Suryo:

“Berulang-ulang sudah kalian katakan, bahwa perilaku kita yaitu lebih baik hancur ketimbang dijajah kembali.” (Pidato Gubernur Suryo di radio menjelang peperangan 10 November 1945 di Surabaya).

Pesan Pahlawan Nasional R.A. Kartini:

“Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! 2 patah kata yg ringkas itu sudah berulang kali mendukung dan menenteng saya melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata ‘Aku tak mampu!’ melenyapkan rasa berani. Kalimat ‘Aku mau!’ menghasilkan kalian gampang mendaki puncak gunung.”

Pesan Pahlawan Nasional Jenderal Sudirman:

“Loka aku yang terbaik merupakan ditengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan. Met of zonder Pemerintah Tentara Nasional Indonesia akan berjuang terus.” (Disampaikan pada jam-jam terakhir sebelum jatuhnya Yogyakarta dan Jenderal Sudirman dalam kondisi sakit, di ketika menjawab pernyataan Presiden yang menasihatinya agar tetap tinggal di kota bagi dirawat sakitnya).

Pesan Pahlawan Nasional Prof. Moh. Yamin, SH:

“Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tapi sungguh-sungguh disokong oleh kekuatan-kekuatan yg muncul pada akar sejarah bangsa kami sendiri.” (Disampaikan pada konggres II di Jakarta tanggal 27-28 Oktober 1928 yang didatangi oleh banyak sekali asosiasi cowok dan pelajar, dimana ia menjabat selaku sekretaris).

Pesan Pahlawan Nasional Pattimura:

“Pattimura-pattimura bau tanah boleh dihancurkan, tapi kelak Pattimura-pattimura muda akan bangkit.” (Disampaikan pada di ketika mulai digantung di Kota Ambon tanggal 16 Desember 1817).

Pesan Pahlawan Nasional Nyi Ageng Serang:

“Untuk keselamatan dan kesentausaan jiwa, kita mesti mendekatkan diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa, orang yang mendekatkan diri terhadap Tuhan tak mulai terperosok hidupnya, dan tak mulai takut menghadapi ujian hidup, sebab Tuhan akan senantiasa menuntun dan melimpahkan anugerah yg tak terhitung nilainya harganya.” (Disampaikan pada di saat Nyi Ageng Serang menyimak ganjalan keprihatinan para pengikut/rakyat, akhir perlakuan kaum penjajah).

Pesan Pahlawan Nasional Teuku Nyak Arif:

“Indonesia merdeka mesti menjadi tujuan hidup kami bersama.” (Disampaikan pada pidato bulan Maret 1945, di mana Teuku Nyak Arif menjadi Wakil Ketua dewan perwakilan rakyat seluruh Sumatera).

Pesan Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai:

“Kami sanggup dan berjanji bertempur terus hingga hasrat tercapai.” (Surat I Gusti Ngurah Rai terhadap Letnan Kolonel Termeulen, seumpama tersalin dalam Bali Berjuang).

Pesan Pahlawan Nasional Supriyadi:

“Kita yang berjuang jangan sekali-kali menginginkan pangkat, kedudukan ataupun honor yg tinggi.” (Disampaikan pada di saat Supriyadi memimpin konferensi diam-diam yang didatangi dua anggota Peta bagi melakukan pemberontakan melawan Pemerintah Jepang).

Pesan Pahlawan Nasional Ir. Soekarno:

“Berikan aku 1000 orang tua, pasti mulai kucabut Semeru dari akarnya. Dan berikan saya 10 pemuda, pasti mulai kuguncangkan dunia.” “Bangsa yang besar yaitu bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 November 1961).

Pesan Pahlawan Nasional Moh. Hatta:

“Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan bagi dipahami namanya, tapi semata-mata buat membela cita-cita.”

Pesan Pahlawan Nasional Silas Papare:

“Jangan sanjung saya, tapi teruskanlah perjuanganku.” (Disampaikan pada di ketika memperjuangkan Irian Barat/Papua biar terlepas dari belenggu kolonialisme Belanda dan kembali bergabung dengan NKRI).

Pesan Pahlawan Nasional Bung Tomo:

“Selama banteng-banteng Indonesia masih memiliki darah merah yg sanggup membikin secarik kain putih merah dan putih maka selama itu tidak akan kita mau mengalah terhadap siapapun juga.” (Pidato Bung Tomo di radio pada di saat peperangan menghadapi Inggris di Surabaya bulan November 1945).

Pesan Pahlawan Nasional Sutan Sjahrir:

“Perjuangan bagi keleluasaan mesti terus dikerjakan. Jangan berhenti berkarya untuk bangsa.” (Disampaikan pada tahun 1946, dalam konferensi dengan para cowok di Jakarta).

Pesan Pahlawan Nasional H.O.S Tjokroaminoto:

“Setiap individu memiliki tanggung jawab buat berbuat baik dan membantu penduduk yang kurang beruntung.” (Disampaikan Dalam ceramah-ceramahnya pada permulaan 1920-an, di saat memimpin Sarekat Islam).

Pesan Pahlawan Nasional Martha Christina Tiahahu:

“Jadilah pejuang yg berempati; setiap langkah-langkah untuk menolong sesama yaitu bentuk perjuangan.” (Disampaikan Dalam aksinya melawan penjajah pada tahun 1818, mengobrol kepedulian terhadap rakyat).

Pesan Pahlawan Nasional Dr. Wahidin Sudirohusodo:

“Kerja keras dan kejujuran yaitu fondasi untuk kemajuabangsa. Tanpa keduanya, kami tidak akan dapat meraih cita-cita.” (Disampaikan Dalam 1900, di ketika mendirikan Budi Utomo, dalam pidato tentang pentingnya pendidikan dan adab kerja untuk generasi muda).

Pesan Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro:

“Hanya dengan jerih payah dan kejujuran kalian mampu merubah nasib dan meraih tujuan bersama.” (Disampaikan Dalam Dalam pidato terhadap pengikutnya menjelang Perang Jawa pada tahun 1825, memberi ide untuk berjuang secara tulus).

Pesan Pahlawan Nasional Tan Malaka:

“Rakyat yaitu kunci dari setiap pergeseran sosial yg berarti.” (Disampaikan dalam bukunya ‘Madilog’ pada 1943).

Pesan Pahlawan Nasional Teuku Umar:

“Kita mesti memperjuangkan hak penduduk bagi hidup bebas dari penindasan.” pada era ke-19.

hari pahlawanupacara hari pahlawanhari pendekar 10 novemberpesan pendekar nasionalpahlawan nasionalHoegeng Awards 2025Baca kisah inspiratif calon polisi teladan di siniSelengkapnya

Exit mobile version