
Jakarta –
Pemerintah merencanakan Rp 20 triliun bagi pembiayaan kredit investasi pada 2025. Dana tersebut dikucurkan selaku insentif kepada industri padat karya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Kepala Negara Prabowo Subianto memberi instruksi biar kebijakan pemerintah memprioritaskan kepentingan rakyat. Selaras dengan itu, pemerintah mengeluarkan sejumlah kebijakan yg krusial guna mendorong perekonomian rakyat, di antaranya penyaluran kredit buat industri padat karya.
“Untuk memajukan daya saing industri nasional, pemerintah merencanakan kredit sebesar Rp 20 triliun selaku insentif industri padat karya,” kata Airlangga dikutip dari unggahan Instagram @airlanggahartarto_official, Kamis (2/12/2024).
Baca juga: Umumkan PPN Naik Makara 12%, Prabowo Siapkan Paket Stimulus Rp 38,6 Triliun |
Airlangga menjelaskan, ada dua industri yg sanggup mengajukan kredit padat karya ini, antara lain, tekstil, garmen, ganjal kaki, furnitur, masakan dan minuman sampai produk mainan anak. Syaratnya, minimal pekerja sebanyak 50 orang.
Selain itu, Pemerintah juga merencanakan paket ekonomi berupa Kredit KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebesar Rp 500 juta sampai Rp 10 Miliar. Airlangga menambahkan, juga difasilitasi proteksi Kredit Modal Kerja.
“Paket ekonomi tersebut juga sanggup dikombinasikan dengan Kredit Kapital Kerja yg memiliki plafon sampai Rp 20 triliun,” ujarnya.
Sebagai informasi, Kredit Investasi Padat Karya ini selaras dengan keputusan dalam Kedap Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM. Pemerintah sepakat meluncurkan denah kredit/pembiayaan baru.
Baca juga: 8 Taktik Pemerintah Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 8% |
Dikutip dari Antara, denah Kredit Investasi Padat Karya ini dirancang khusus bagi mendukung revitalisasi mesin dan kenaikan produktivitas di sektor industri padat karya. Melalui denah ini, pelaku industri sanggup mengakses pembiayaan bagi memodernisasi perlengkapan dan memajukan efisiensi produksi.
Skema kredit ini menampilkan sejumlah skema, antara yang lain; 1) Plafon pinjaman di atas Rp500 juta sampai Rp10 miliar; 2) Suku bunga/marjin yg lebih rendah dari kredit komersial; 3) Jangka waktu pinjaman fleksibel antara 5-8 tahun.
Untuk memperoleh kredit ini, kandidat akseptor mesti menyanggupi sejumlah syarat, di antaranya: 1) Memiliki jerih payah yang produktif dan layak; 2) Memiliki pengalaman jerih payah minimal 2 tahun; dan 3) Memiliki paling sedikit 50 tenaga kerja yg diperlukan sanggup meningkat seiring kenaikan kapasitas buatan alasannya revitalisasi mesin yg dikerjakan.
Leave feedback about this