20 April 2025
BeritaEkonomiBisnis

OJK Percaya Sektor Keuangan Stabil Meski Efisiensi Anggaran

Kepala OJK NTB Rudi Sulistyo.

MataramBeritaTerkiniku– Meski menghadapi aneka macam dinamika, baik dari dalam maupun luar negeri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nusa Tenggara Barat (NTB) optimistis tren kasatmata kinerja sektor keuangan NTB tahun ini akan terus berlanjut meski Efisiensi Anggaran.

Kepala OJK NTB Rudi Sulistyo menerangkan secara lazim sektor perbankan masih tumbuh. Hingga di saat ini, operasional forum keuangan tetap berlangsung optimal, meski ada sejumlah tantangan, menyerupai Efisiensi Anggaran di tingkat pemerintah sentra sampai daerah.

“Industri jasa keuangan tetap bisa menyesuaikan dan tumbuh, meski di saat ini sedang ditangani efisiensi budget dari sentra sampai daerah,” kata Rudi di Mataram, Jumat (14/2/2025).

Berdasarkan data OJK NTB per November 2024, aset perbankan tercatat sebesar Rp 80,727 triliun. Jumlah ini mengalami perkembangan sebesar Rp 5,778 triliun atau 7,71 persen (yoy). Pertumbuhan ini khususnya didorong oleh kenaikan aset Bank Umum Konvensional (BUK) sebesar Rp 2,717 triliun atau 5,92 persen (yoy), serta Bank Umum Swasta (BUS) yang naik Rp 2,576 triliun atau 12,72 persen (yoy).

“Pertumbuhan aset antara lain berasal dari kenaikan DPK sebesar Rp 2,015 triliun atau 4,56 persen (yoy),” ujarnya.

Dari segi kredit, sampai November 2024 terjadi perkembangan sebesar 7,5 persen (yoy), didorong oleh kenaikan kredit konsumsi. Kredit perbankan di NTB tercatat sebesar Rp 69,419 triliun, meningkat Rp 397 miliar atau 0,58 persen (mtm) dan 7,5 persen (yoy).

“Hal tersebut didorong oleh kredit konsumsi yang meningkat sebesar Rp 3,237 triliun,” imbuhnya.

Proyeksi 2025

Secara tahunan, dominan sektor mengalami perkembangan tipis. Sektor bukan lapangan kerja keras serta jual beli besar dan eceran masih mencatatkan perkembangan tahunan tertinggi. Berdasarkan lokasi, perkembangan kredit tertinggi per November 2024 terjadi di Kota Mataram, dengan kenaikan Rp 2,268 triliun atau 5,83 persen (yoy) dan Rp 250 miliar atau 0,61 persen (mtm).

Secara nasional, kredit perbankan pada 2025 diproyeksikan berkembang 9-11 persen, disokong oleh perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 6-8 persen. Sementara itu, penghimpunan dana di pasar modal ditargetkan meraih Rp 220 triliun.

Rudi mengungkapkan piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan diproyeksikan berkembang 8-10 persen, dengan mencermati keadaan pemasaran kendaraan bermotor yang menurun. Aset asuransi diperkirakan berkembang 6-8 persen, aset dana pensiun 9-11 persen, dan aset penjaminan 6-8 persen.

“Pemangkasan budget di pemerintahan itu menurut saya lebih ke relokasi dana dari satu sektor ke sektor lain sebenarnya. Saya rasa tidak ada masalah,” tandas Rudi.

ojksektor keuanganefisiensi anggaranpertumbuhan asetnusa tenggara barat

Leave feedback about this

  • Quality
  • Price
  • Service

PROS

+
Add Field

CONS

+
Add Field
Choose Image
Choose Video